Rabu, 01 Mei 2013

Soal dan Pembahasan Keliling dan luas Trapesium


Sebelum Anda mempelajari soal berikut ini, alangkah baiknya anda mempelajari terlebih dahulu materi luas dan keliling trapesium. Pelajari cara mencari rumus keliling dan luas trapesium agar tidak terjadi miskonsepsi nantinya. Kalau sudah mempelajari teorinya berikut Mafia Online berikan contoh soal dengan pembahasannya tentang cara mencari keliling dan luas trapesium.

Soal 1
Tentukan luas dari masing-masing trapesium pada gambar berikut.



Penyelesaian:
a. Perhatikan gambar (i) seperti gambar di bawah ini.


Dari gambar tersebut diketahui: AD = CE = 6 cm dan AB = CD = 10 cm. Untuk mencari luas bangun trapesium (i) terlebih dahulu harus mencari panjang BC, panjang BC akan didapat jika panjang DE diketahui. Untuk mencari panjang DE kita gunakan rumus phytagoras, yaitu:
DE = (CD2 – CE2)
DE = (102 – 62)
DE = (100 – 36)
DE = 64
DE = 8 cm

karena bangun trapesium (i) merupakan trapesium sama kaki, maka:
BC = AD + 2 x DE
BC = 6 cm + 2 x 8 cm
BC = 22 cm

Untuk mencari luas trapseium (i) kita gunakan rumus luas trapesium yaitu:
Luas = ½ x (AD + BC) x t
Luas = ½ x (6 cm + 22 cm) x 8 cm
Luas = 112 cm2

b. Perhatikan gambar (ii) seperti di bawah ini.


Dari gambar tersebut diketahui: BC = CD = 8 cm, AD = 10 cm dan EB = 14 cm. Untuk mencari luas bangun trapesium (ii) terlebih dahulu harus mencari panjang AE. Untuk mencari panjang AE kita gunakan rumus phytagoras, yaitu:
AE = (AD2 – CD2)
AE = (102 – 82)
AE = (100 – 64)
AE = 36
AE = 6 cm

Setelah didapat panjang AE, maka panjang AB:
AB = AE + EB
AB = 6 cm + 14 cm
AB = 20 cm

Untuk mencari luas trapseium (ii) kita gunakan rumus luas trapesium yaitu:
Luas = ½ x (CD + AB) x t
Luas = ½ x (8 cm + 20 cm) x 8 cm
Luas = 112 cm2

c. Perhatikan gambar (iii) seperti di bawah ini.


Dari gambar tersebut diketahui: BF = 8 cm, AD = CD = 5 cm dan ED = 3 cm. Untuk mencari luas bangun trapesium (iii) terlebih dahulu harus mencari tinggi AE dan panjang AF. Untuk mencari tinggi AE kita gunakan rumus phytagoras, yaitu:
AE = (AD2 – DE2)
AE = (52 – 32)
AE = (25 – 9)
AE = 16
AE = 4 cm

AB = CD + DE + FB
AB = 5 cm + 3 cm + 8 cm
AB = 16 cm

Untuk mencari luas trapseium (i) kita gunakan rumus luas trapesium yaitu:
Luas = ½ x (CD + AB) x t
Luas = ½ x (16 cm + 5 cm) x 4 cm
Luas = 42 cm2

d. Perhatikan gambar (iv) seperti di bawah ini.


Untuk mencari luas trapseium (iv) kita gunakan rumus luas trapesium yaitu:
Luas = ½ x (CB + AD) x AE
Luas = ½ x (9 cm + 4 cm) x 12 cm
Luas = 78 cm2

Soal 2
Perbandingan panjang sisi sejajar pada sebuah trapesium sama kaki adalah 1 : 4. Diketahui besar sudut pada salah kaki trapesium adalah 60°, panjang kaki trapesium = 10 cm, tinggi = 8 cm, dan luasnya 80 cm2. Tentukan
a. besar sudut yang belum diketahui;
b. panjang sisi-sisi yang sejajar;
c. keliling trapesium.

Penyelesaian:
Berdasarkan soal no 2 jika digambarkan akan terlihat seperti gambar berikut.


a. Berdasarkan gambar di atas kita akan mencari sudut-sudut yang belum diketahui
∠CBF = ∠DAE = 60°
∠ADE = ∠BCF = 180° - ∠DAE - 90°
∠ADE = ∠BCF = 180° - 60° - 90°
∠ADE = ∠BCF = 30°
∠ADC = ∠BCF = 90° + ∠ADE
∠ADC = ∠BCF = 90° + 30°
∠ADC = ∠BCF = 120°

b. Untuk mencari panjang sisi-sisi yang yang sejajar dapat digunakan rumus luas segitiga dan persegi panjang, tetapi sebelum itu kita harus mencari panjang AE dengan rumus phytagoras:
AE = (AD2 – DE2)
AE = (102 – 82)
AE = (100 – 64)
AE = 36
AE =6 cm

Luas total = 2 x Luas ΔADE + Luas CDEF
Luas CDEF = Luas total - 2 x Luas ΔADE
Luas CDEF = 80 cm2- 2 x ½ x AE x DE
Luas CDEF = 80 cm2- 2 x ½ x 6 cm x 8 cm
Luas CDEF = 80 cm2- 48 cm2
Luas CDEF = 32 cm2

sekarang akan cari panjang EF = CD yaitu
Luas CDEF = CD x DE
32 cm2 = DC x 8 cm
CD = 4 cm

Panjang AB = AE + EF + BF
Panjang AB = 6 cm+ 4 cm + 6 cm
Panjang AB = 16 cm

c. Keliling trapesium dapat dicari dengan menjumlahkan seluruh sisi trapesium tersebut.
Keliling = 2 x AD + AB + CD
Keliling = 2 x 10 cm + 16 cm + 4 cm
Keliling = 40 cm

Soal 3
Perhatikan gambar berikut.


Pada gambar di atas diketahui trapesium PQRS sama kaki dengan PS = QR, PQ = 48 cm, SR = 26 cm, dan SPM = RQN = 45°. Tentukan
a. besar MSP dan RNQ,
b. panjang MN,
c. panjang PM, QN, dan t,
d. luas PQRS.

Penyelesaian:
a. besar MSP dan RNQ adalah:
MSP = 180° - PMS - MPS
MSP = 180° - 90° - 45°
MSP = 45°

RNQ = PMS = 90°
Jadi besar MSP dan RNQ adalah 45° dan 90°

b. panjang MN = SR = 26 cm

c. panjang PM, QN, dan t, adalah sebagai berikut.
PM = QN
PM = PQ – MN – QN
PM = 48 cm – 26 cm –PM
2PM = 22 cm
PM = 22 cm/2
PM = QN = t = 11 cm


d. Luas trapsesium PQRS adalah:
luas PQRS = ½ x (PQ+SR) x t
luas PQRS = ½ x (48 cm + 26 cm) x 11 cm
luas PQRS = 407 cm2

Soal 4
Sebuah trapesium, panjang sisi-sisi sejajar adalah 12 cm dan 8 cm serta tinggi 5 cm. Hitunglah luas trapesium tersebut.

Penyelesaian:
Luas = ½ x (a1 + a2) x t
Luas = ½ x (12 cm + 8 cm) x 5 cm
Luas = 50 cm2

Soal 5
Diketahui trapesium ABCD, lihat gambar di bawah ini, CD = 8 cm,  Tinggi = 10 cm, dan BC = 12 cm.  Hitunglah luas trapesium ABCD.


Penyelesaian:
Dari gambar tersebut kita dapatkan bahwa AD = CD, DE=CF dan AE = BF. Untuk mencari luas trapesium tersebut terlebih dahulu cari panjang AB, tetapi sebelum mencari panjang AB kita akan mencari panjang AE dengan rumus Phytagoras yaitu:
AE = (AD2 – DE2)
AE = (122 – 102)
AE = (144 – 100)
AE = 44
AE =6,6 cm
maka panjang AB adalah
AB = 2AE + EF
AB = 2 x 6,6 cm + 8 cm
AB = 21,2cm

Luas ABCD = ½ x (AB + CD) x t
Luas ABCD = ½ x (21,2 cm + 8 cm) x 10 cm
Luas ABCD = 146 cm2

Soal 6
Pada trapesium ABCD di bawah diketahui bahwa, AD = BC. Sudut A = 45°, panjang AB = 18 cm, dan CD = 10 cm. Tentukanlah tinggi dan luas trapesium.


Penyelesaian:

Perhatikan gambar di atas, ΔADE merupakan segitiga siku-siku sama kaki (segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 45°), maka akan didapatkan AE = DE. Dalam hal ini AE = BF dan EF = CD, maka panjang AE dapat dicari:
AB =  AE + EF + BF
AE = AB – EF – BF
AE = 18 cm – 10 cm – AE
2AE = 8 cm
AE = 4 cm
AE = DE = 4 cm

Luas ABCD = ½ x (AB+CD) x DE
Luas ABCD = ½ x (18 cm +10 cm) x 4 cm
Luas ABCD = 56 cm2

Soal dan Pembahasan Keliling dan luas Trapesium


Sebelum Anda mempelajari soal berikut ini, alangkah baiknya anda mempelajari terlebih dahulu materi luas dan keliling trapesium. Pelajari cara mencari rumus keliling dan luas trapesium agar tidak terjadi miskonsepsi nantinya. Kalau sudah mempelajari teorinya berikut Mafia Online berikan contoh soal dengan pembahasannya tentang cara mencari keliling dan luas trapesium.

Soal 1
Tentukan luas dari masing-masing trapesium pada gambar berikut.



Penyelesaian:
a. Perhatikan gambar (i) seperti gambar di bawah ini.


Dari gambar tersebut diketahui: AD = CE = 6 cm dan AB = CD = 10 cm. Untuk mencari luas bangun trapesium (i) terlebih dahulu harus mencari panjang BC, panjang BC akan didapat jika panjang DE diketahui. Untuk mencari panjang DE kita gunakan rumus phytagoras, yaitu:
DE = (CD2 – CE2)
DE = (102 – 62)
DE = (100 – 36)
DE = 64
DE = 8 cm

karena bangun trapesium (i) merupakan trapesium sama kaki, maka:
BC = AD + 2 x DE
BC = 6 cm + 2 x 8 cm
BC = 22 cm

Untuk mencari luas trapseium (i) kita gunakan rumus luas trapesium yaitu:
Luas = ½ x (AD + BC) x t
Luas = ½ x (6 cm + 22 cm) x 8 cm
Luas = 112 cm2

b. Perhatikan gambar (ii) seperti di bawah ini.


Dari gambar tersebut diketahui: BC = CD = 8 cm, AD = 10 cm dan EB = 14 cm. Untuk mencari luas bangun trapesium (ii) terlebih dahulu harus mencari panjang AE. Untuk mencari panjang AE kita gunakan rumus phytagoras, yaitu:
AE = (AD2 – CD2)
AE = (102 – 82)
AE = (100 – 64)
AE = 36
AE = 6 cm

Setelah didapat panjang AE, maka panjang AB:
AB = AE + EB
AB = 6 cm + 14 cm
AB = 20 cm

Untuk mencari luas trapseium (ii) kita gunakan rumus luas trapesium yaitu:
Luas = ½ x (CD + AB) x t
Luas = ½ x (8 cm + 20 cm) x 8 cm
Luas = 112 cm2

c. Perhatikan gambar (iii) seperti di bawah ini.


Dari gambar tersebut diketahui: BF = 8 cm, AD = CD = 5 cm dan ED = 3 cm. Untuk mencari luas bangun trapesium (iii) terlebih dahulu harus mencari tinggi AE dan panjang AF. Untuk mencari tinggi AE kita gunakan rumus phytagoras, yaitu:
AE = (AD2 – DE2)
AE = (52 – 32)
AE = (25 – 9)
AE = 16
AE = 4 cm

AB = CD + DE + FB
AB = 5 cm + 3 cm + 8 cm
AB = 16 cm

Untuk mencari luas trapseium (i) kita gunakan rumus luas trapesium yaitu:
Luas = ½ x (CD + AB) x t
Luas = ½ x (16 cm + 5 cm) x 4 cm
Luas = 42 cm2

d. Perhatikan gambar (iv) seperti di bawah ini.


Untuk mencari luas trapseium (iv) kita gunakan rumus luas trapesium yaitu:
Luas = ½ x (CB + AD) x AE
Luas = ½ x (9 cm + 4 cm) x 12 cm
Luas = 78 cm2

Soal 2
Perbandingan panjang sisi sejajar pada sebuah trapesium sama kaki adalah 1 : 4. Diketahui besar sudut pada salah kaki trapesium adalah 60°, panjang kaki trapesium = 10 cm, tinggi = 8 cm, dan luasnya 80 cm2. Tentukan
a. besar sudut yang belum diketahui;
b. panjang sisi-sisi yang sejajar;
c. keliling trapesium.

Penyelesaian:
Berdasarkan soal no 2 jika digambarkan akan terlihat seperti gambar berikut.


a. Berdasarkan gambar di atas kita akan mencari sudut-sudut yang belum diketahui
∠CBF = ∠DAE = 60°
∠ADE = ∠BCF = 180° - ∠DAE - 90°
∠ADE = ∠BCF = 180° - 60° - 90°
∠ADE = ∠BCF = 30°
∠ADC = ∠BCF = 90° + ∠ADE
∠ADC = ∠BCF = 90° + 30°
∠ADC = ∠BCF = 120°

b. Untuk mencari panjang sisi-sisi yang yang sejajar dapat digunakan rumus luas segitiga dan persegi panjang, tetapi sebelum itu kita harus mencari panjang AE dengan rumus phytagoras:
AE = (AD2 – DE2)
AE = (102 – 82)
AE = (100 – 64)
AE = 36
AE =6 cm

Luas total = 2 x Luas ΔADE + Luas CDEF
Luas CDEF = Luas total - 2 x Luas ΔADE
Luas CDEF = 80 cm2- 2 x ½ x AE x DE
Luas CDEF = 80 cm2- 2 x ½ x 6 cm x 8 cm
Luas CDEF = 80 cm2- 48 cm2
Luas CDEF = 32 cm2

sekarang akan cari panjang EF = CD yaitu
Luas CDEF = CD x DE
32 cm2 = DC x 8 cm
CD = 4 cm

Panjang AB = AE + EF + BF
Panjang AB = 6 cm+ 4 cm + 6 cm
Panjang AB = 16 cm

c. Keliling trapesium dapat dicari dengan menjumlahkan seluruh sisi trapesium tersebut.
Keliling = 2 x AD + AB + CD
Keliling = 2 x 10 cm + 16 cm + 4 cm
Keliling = 40 cm

Soal 3
Perhatikan gambar berikut.


Pada gambar di atas diketahui trapesium PQRS sama kaki dengan PS = QR, PQ = 48 cm, SR = 26 cm, dan SPM = RQN = 45°. Tentukan
a. besar MSP dan RNQ,
b. panjang MN,
c. panjang PM, QN, dan t,
d. luas PQRS.

Penyelesaian:
a. besar MSP dan RNQ adalah:
MSP = 180° - PMS - MPS
MSP = 180° - 90° - 45°
MSP = 45°

RNQ = PMS = 90°
Jadi besar MSP dan RNQ adalah 45° dan 90°

b. panjang MN = SR = 26 cm

c. panjang PM, QN, dan t, adalah sebagai berikut.
PM = QN
PM = PQ – MN – QN
PM = 48 cm – 26 cm –PM
2PM = 22 cm
PM = 22 cm/2
PM = QN = t = 11 cm


d. Luas trapsesium PQRS adalah:
luas PQRS = ½ x (PQ+SR) x t
luas PQRS = ½ x (48 cm + 26 cm) x 11 cm
luas PQRS = 407 cm2

Soal 4
Sebuah trapesium, panjang sisi-sisi sejajar adalah 12 cm dan 8 cm serta tinggi 5 cm. Hitunglah luas trapesium tersebut.

Penyelesaian:
Luas = ½ x (a1 + a2) x t
Luas = ½ x (12 cm + 8 cm) x 5 cm
Luas = 50 cm2

Soal 5
Diketahui trapesium ABCD, lihat gambar di bawah ini, CD = 8 cm,  Tinggi = 10 cm, dan BC = 12 cm.  Hitunglah luas trapesium ABCD.


Penyelesaian:
Dari gambar tersebut kita dapatkan bahwa AD = CD, DE=CF dan AE = BF. Untuk mencari luas trapesium tersebut terlebih dahulu cari panjang AB, tetapi sebelum mencari panjang AB kita akan mencari panjang AE dengan rumus Phytagoras yaitu:
AE = (AD2 – DE2)
AE = (122 – 102)
AE = (144 – 100)
AE = 44
AE =6,6 cm
maka panjang AB adalah
AB = 2AE + EF
AB = 2 x 6,6 cm + 8 cm
AB = 21,2cm

Luas ABCD = ½ x (AB + CD) x t
Luas ABCD = ½ x (21,2 cm + 8 cm) x 10 cm
Luas ABCD = 146 cm2

Soal 6
Pada trapesium ABCD di bawah diketahui bahwa, AD = BC. Sudut A = 45°, panjang AB = 18 cm, dan CD = 10 cm. Tentukanlah tinggi dan luas trapesium.


Penyelesaian:

Perhatikan gambar di atas, ΔADE merupakan segitiga siku-siku sama kaki (segitiga siku-siku yang salah satu sudutnya 45°), maka akan didapatkan AE = DE. Dalam hal ini AE = BF dan EF = CD, maka panjang AE dapat dicari:
AB =  AE + EF + BF
AE = AB – EF – BF
AE = 18 cm – 10 cm – AE
2AE = 8 cm
AE = 4 cm
AE = DE = 4 cm

Luas ABCD = ½ x (AB+CD) x DE
Luas ABCD = ½ x (18 cm +10 cm) x 4 cm
Luas ABCD = 56 cm2

Sabtu, 20 April 2013

Menjelaskan peran Virus, Archaebacteria dan Eubacteria bagi kehidupan manusia.


Pada Indikator 2 ini simple sekali hanya diminta untuk menjelaskan peran dari Virus, dan bakteri bagi kehidupan manusia.

konsep esensial untuk menyelesaikan indikator ini ada pada kata kunci "PERAN". Peran di dalam kehidupan hanya ada dua yaitu menguntungkan dan merugikan. Saya akan memberikan data mengenai peran masing-masing kelompok tesebut.

Peran menguntungkan virus antara lain dapat dimanfaatkan untuk :

  • Virus digunakan untuk memproduksi interferon, yakni sejenis senyawa yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah replikasi virus di dalam sel inang ( hospes )
  • Profage dapat dimanfaatkan untuk mengubah fenotip bakteri sehingga menjadi bermanfaat dalam dunia kedokteran / medis
  • Virus digunakan untuk pembuatan vaksin berbagai jenis mikroba penyebab penyakit. 
    • Seperti vaksin sabin dan Salk untuk mencegah penyakit polio, 
    • vaksin Pasteur untuk mencegah penyakit rabies dll.

1. PERAN VIRUS
Peran virus secara umum adalah penyebab kerugian karena dia secara alami bersifat parasit obligat pada mahkluk hidup. berikut ini penyakit yang disebabkan oleh virus.

  • Dalam dunia pertanian:
    • Mosaik (bercak kuning) pada daun tembakau. disebabkan oleh Tobacco Mozaik Virus/TMV
    • Daun menggulung pada tanaman kapas dan lobak yang disebabkan oleh virus bernama Turnip Yellow Mozaic Virus ( TYMV ).
    • Tungro pada tanaman padi yang disebabkan oleh virus tungro
    • kanker pada tanaman jeruk yang disebabkan oleh Citrus PVD (CPVD)
  • Dalam dunia peternakan, ada beberapa penyakit yang juga disebabkan oleh virus, antara lain :
    • penyakit tetelo atau New Castle Disease ( NCD ) yang menyerang sistem saraf unggas ( ayam, itik )
    • penyakit kuku dan mulut atau Foot and Mouth Disease yang menyerang organ kuku dan mulut hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau dan kuda
    • penyakit flu burung yang menyerang sistem pernapasan ternak unggas
  • Penyakit pada manusia. Beberapa di antara nya yang saat ini baru terkenal adalah :
    • AIDS yang disebabkan oleh HIV ( Human Imunodeficiency Virus ) menyerang sistem kekebalan tubuh manusia
    • Campak
    • Cacar air
    • Demam berdarah yang disebabkan oleh Virus Dengue
    • Influenza  
      • - H1N1 yang menyebabkan flu Spanyol tahun 1918, dan flu babi tahun 2009
      • - H2N2 yang menyebabkan Flu Asia di tahun 1957
      • - H3N2 yang menyebabkan Flu di Hong Kong 1968
      • - H5N1, (Flu Burung) sebuah ancaman pandemi merupakan flu musiman 2007-2008
    • Kolera
    • Rabies
    • Pes
    • SARS - penyakit pada saluran pernafasan

2. PERAN ARKAEOBAKTERIA
Arkaeobakteria ada tiga kelompok yaitu kelompok Metahonogen, thermofilik dan halofil. Yang paling mungkin dijadikan soal adalah kelompok methanogen karena menghasilkan metana. Metana berupa gas dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan dalam pembuatan biogas dengan memanfaatkan materi organik seperti samapah atau feses hewan.


3. PERAN EUBAKTERIA

Berikut ini peran bakteri di sekitar kita
klik pada gambar untuk memperbesar gambar
klik pada gambar untuk memperbesar gambar
klik pada gambar untuk memperbesar gambar


CONTOH SOAL
Dengan diberikan beberapa bakteri dan virus penyebab penyakit siswa mampu menghubungkan penyakit dan penyebabnya
  • Banyak virus dan bakteri merupakan penyebab penyakit pada manusia. Pernyataan pada tabel berikut ini yang menunjukkan hubungan yang benar antara penyakit dan penyebabnya adalah....


  •  Seseorang mengalami batuk selama lebih dari 1 bulan tidak pernah sembuh, terasa nyeri di dada dan pada saat mengeluarkan dahak nampak ada darah. Berdasarkan gejala tersebut kemungkinan besar orang tersebut mengalami infeksi bakteri ....
A.    Clostridium botulinum
B.     Mycobacterium tuberculosis
C.     Salmonella tiphy
D.    Clostridium tetani
E.     Nisseria meningitidis
Dengan diberikan contoh kasus yang disebabkan oleh bakteri siswa mampu mengidentifikasi  penyebabnya
  • Sepotong ikan asin yang kadar garamnya sangat tinggi ternyata menjadi rusak dan agak membusuk. Kerusakan ini diduga disebabkan oleh bakteri . Kemungkinan bakteri yang merusak ikan asin tersebut adalah …
A.    Clostridium botulinum
B.     Clostridium acetobutylicum
C.     Metanobacterium
D.    Bakteri halofil
E.     Bakteri termoasidofil
Dengan diberikan contoh beberapa eubacteria siswa mampu mengidentifikasi  peranan yang sesuai
  • Perhatikan tabel bakteri dan peranannya berikut ini
No
Nama Bakteri
Peranan
1
Rhizobium leguminosarum
Pengikat nitrogen
2
Acetobacter xylinum
Pembuatan nata de coco
3
Streptococcus pneumonia
Pembuatan antibiotik
4
Pseudomonas denitrificans
Mengubah nitat menjadi nitrit
5
Lactobacillus bulgaricus
Pembuatan keju
6
Metanobacterium
Penghasil biogas
Hubungan antara jenis bakteri dan peranannya yang benar ditunjukkan oleh ..
  1. 1 , 2 dan 4
  2. 1, 2 dan 6
  3. 2, 3 dan 5
  4. 2, 4 dan 6 
  5. 3, 4 dan 5

Jaringan pada Hewan

Di dalam tubuh hewan, tidak terkecuali hewan vertebrata, terdapat berbagai macam organ. Namun demikian, berbagai organ ini tidak serta merta terbentuk bila tidak ada jaringan menyusunnya.
Secara umum, sel hewan memiliki struktur yang berbeda dengan sel tumbuhan. Karena itu, kedua makhluk hidup ini mempunyai jaringan yang berbeda.
Uraian berikut akan menjelaskan berbagai macam jaringan hewan dan fungsinya.
Ahli histologi mengelompokkan jaringan hewan menjadi empat macam, meliputi jaringan epitel, jaringan ikat/pengikat, jaringan syaraf, dan jaringan otot. Ada juga yang menambahkan: jaringan darah, limfa, jaringan lemak, dan jaringan saraf. Bahasan berikut hanya mempelajari jaringan pada hewan vertebrata.
A. Jaringan Epitel/epithelium
Berfungsi untuk melindungi permukaan luar dan dalam organ.
Berdasarkan struktur :
- Epithelium pipih (squamous)
- Epithelium batang (columnar/silindris)
- Epithelium kubus (cuboidal)
Berdasarkan susunan sel terdapat epithelim sederhana dan epithelium komplex
Epithelium pipih
Epithelium pipih selapis
Untuk proeses difusi,osmosis, filtrsai dan sekresi.
Terdapat pada pembuluh limfe, pembuluh darah kapiler, selaput
pembungkus jantung, selaput perut.
Epithelium pipih berlapis
Sebagai pelindung
Terdapat pada epithelium rongga mulut, rongga hidung, esophagus.
Epithelium batang/silindris
Epithelium silindris berlapis tunggal
Untuk penyerapan sari-sari makanan pada usus halus(jejunum dan
Ileum) dan untuk sekeresi sebagai sel kelenjar.
Epithelium silindris berlapis banyak
Sebagai pelindung dan sekresi
Epithelium berlapis banyak semu (pseudocolumner)
Untuk proteksi, sekresi dan gerakan yang melalui permukaan.
Epithelium kubus
Epithelium kubus berlapis tunggal
Untuk sekresi dan pelindung
Terdapat pada lensa mata dan nefron ginjal
Epithelium kubus berlapis benyak
Sebagai pelindung dari gesekan dan pengelupasan,sekresi dan
absorbsi.
Epithelium Transisional
Merupakan jaringan epithelium yang tidak dapat dikelompokkan berdasarkan bentuknya karena bentuknya berubah seiring dengan berjalannya fungsinya.
Terdapat pada ereter, urethra, kantong kemih.
Epithelium kelenjar
Merupakan jaringan epitjelium yang khusus berperan untuk sekresi zat untuk membantu proses fisiologis.
Dibedakan menjadi kelenjar eksokren dan endokren:
-Kelenjar eksokren
Kelenjar yang berada di jaringan kulit atau bawah kulit
Untuk membantu metabolisme dan komunikasi
-Kelenjar endokren
Kelenjar yang terlaetak di dalam tubuh dan sering disebut sebgai kelenjar buntu karena tidak mempunyai saluran bagi sekretya sehingga sekretnya langsung dilepas ke darah.
Fungsi untuk metabolisme
B. Jaringan Ikat
Jaringan ikat biasa
Berfungsi untuk melindungi jaringan dan organ dan mengikat sel-sel untuk membentuk jaringan dan mengikat jaringan dan jaringan untuk membentuk organ.
Jaringan ikat tersusun atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat.
Matriks adalah bahan dasar sesuatu melekat.
Sel-sel jaringan ikat:
Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk membentuk matriks
Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
Jaringan ikat berdasarkan struktur dan fungsinya:
Jaringan ikat longgar
Bersifat elastis karena matriksnya mengandung serat kolagen, retikuler dan elastin.
Berfungsi sebagai pembungkus organ-organ tubuh dan menghubungkan bagian-bagian dari jaringan lainnya.
Jaringan ikat padat
Bersifat tidak elastis karena matriksnya tersusun atas serat kolagen yang berwarna putih dan padat sehingga cairannya berkurang.
Berfungsi untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti pada katub jantung, kapsul persendian, fasia, tendon dan ligamen.
Kartilago (Tulang Rawan)
Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada embrio maupun pada saat dewasa.
Berdasarkan susunan dan matriksnya, kartilago dibedakan menjadi tiga, yaitu :
Kartilago Hyalin
Matriksnya berwarna putih kebiruan dan transparan, dengan konsentrasi serat elastis yang tinggi.
Berperan sebagai rangka pada saat embrio, pada orang dewasa terdapat melapisi permukaan sendi antartulang persendian, saluran pernafasan dan ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada.
Kartilago fibrosa
Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan serabut kolagen yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat keras.
Kartilago elastis
Matriksnya berwarna kuning dengan serabut kolagen yang berbentuk seperti jala.
Osteon (Jaringan Tulang Sejati)
Berdasarkan kepadatan matriks ada atau tidak ada rongga di dalamnya, tulang dibedakan menjadi dua, yaitu :
Tulang kompak (keras)
Tersusun atas matriks yang rapat.
Tulang Spons (bunga karang)
Matriksnya tersusun longgar.
C. Jaringan darah
Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa metabolisme dan alat pertahanan tubuh.
Komponen penyusunnya adalah eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah puith), dan trombosit (keping darah).
Eritrosit
Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung hemoglobin.
Leukosit
Mengandung inti sel dan dapat bergerak.
Terbagi menjadi dua, yaitu leukosit agranuler dan leukosit granuler.
Trombosit
Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh permukaan yang kasar.
Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan dalam pembekuan darah.
D. Limfe (Jaringan Getah Bening)
Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang menjadi rangka untuk menahan timbunan lim[posit dan macrophage.
E. Jaringan Otot
Tersusun atas sel-sel otot. Mempunyai sifat kontraktibilitas dan relaksibilitas.
Jaringan otot berdasarkan struktur penyusunnya dibedakan menjadi tiga, yaitu:
Otot Polos
Bekerja lamban tidak di bawah pengaruh otak.
Otot Jantung
Merupkan otot khusus penyusun organ jantung.
Keistimewaanya adalah bekerja tidak di bawah pengaruh otak namun dapat berkontraksi secara ritmis dan terus menerus.
Otot lurik
Berkontraksi cepat tetapi tidak mampu bekerja dalam waktu yang lama. Otot lurik bekerja di bawah pengaruh otak dan melekat pada rangka tubuh sehingga sering disebut sebagai otot rangka.
F. Jaringan Lemak
Tersusun atas sel-sel lemak dan matriks. Jaringan lemak bersal dari sel-sel mesenkim.
Fungsi jaringan lemak adalah untuk cadangan energi,penjaga kestabilan tubuh danproteksi mekanis.
G. Jaringan Syaraf
Jaringan syaraf tersusun atas sel-sel syaraf (neuron). Jaringan syaraf merupakan perkembangan dari lapisan embrional ectoderm. Jaringan syaraf sangat penting untuk mengatur kerja organ-organ tubuh bersama system hormon.