Metode ini telah dirintis secara serius oleh Balitbang Depdiknas sejak tahun1979 dengan proyek yang dikenal sebagai Proyek Supervisi dan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) Cianjur, Jawa Barat.
Hasil-hasil proyek ini kemudian direplikasi di sejumlah daerah dan
disebarkan melalui penataran guru ke seluruh Indonesia. Upaya yang
dimulaipada tingkat sekolah dasar ini kemudian mendorong penerapan
pendekatan belajar aktif ditingkat sekolah menengah. Hasil-hasil upaya
ini secara bertahap kemudian diintegrasikan ke dalam Kurikulum 1984,
Kurikulum 1994, dan Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun2004, yang
dilanjutkan dengan Standar Isi yang lebih dikenal dengan istilah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
segi dokumen,
muatan kurikulum yang berlaku saat ini telah memuat
gagasangagasanbelajar aktif untuk menumbuhkembangkan beragam kompetensi
dalam diri peserta didik. Pendekatan yang dituntut dalam implementasi
kurikulum ini pun adalah pendekatan belajar aktif. Secara umum dapatlah
dikatakan bahwa pendekatan ini telah diterapkan pada sejumlah sekolah,
namun secara keseluruhan realisasi pendekatan ini belum memenuhi
harapan. Karena itu, pendekatan ini perlu didorong dan digalakkandengan
melibatkan berbagai stakeholders, yaitu para guru, kepala sekolah,
pengawas, Tim Pengembang Kurikulum (TPK) provinsi/kabupaten/kota dan
pengambil keputusan pada tingkat dinas pendidikan kabupaten/kota dan
provinsi hingga ke tingkat unit-unit utama pusat.Upaya ini penting dan
strategis guna mendidik peserta didik kita agar mampu berpikir dan
bertindak secara kreatif. Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah
harapan bahwa implementasi pendekatan belajar aktif akan mendorong
tumbuh kembangnya kreativitas dan semangat kewirausahaan, sekaligus
mendorong cita-cita pendidikan budaya dan karakter bangsa
di arena pendidikan di tanah air. Tujuan ini akan berhasil dicapai jika
para pendidik menitik beratkan motivasi belajar dalam diri peserta
didik.
Salah satu masalah yang
dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah pembelajaran.Pendekatan
pembelajaran yang seyogianya diterapkan adalah pendekatan yang
memotivasi peserta didik agar dapat belajar bagaimana belajar. Namun,
para guru tidak akan mampu melaksanakan tugas seperti yang diharapkan
jika mereka tidak dilatih mempraktikkan pendekatan belajar aktif.
Sehubungan dengan niat itu, implementasi belajar aktif tidak akan kokoh
dan tidak akan mampu bertahan jika tidak diterapkan manajemen berbasis
sekolah yang andal. Karena itu, gagasan pendekatan belajar aktif
hendaknya selalu dikaitkan dengan pembinaan manajemen berbasis sekolah (MBS).Buku ini disusun oleh Balitbang Diknas
sebagai pedoman yang dapat dipakai untuk membina para guru, kepala
sekolah, pengawas dan TPK serta komponen unit utama terkait melalui
beragam cara, seperti training of trainers (TOT), penataran, kegiatan
KKG danMGMP, inhouse training (pendampingan), studi banding, dan magang.
Untuk Para Pendidik yang mau bukunya bisa download Buku Panduan Pengembangan Pendekatan Belajar Aktif
Dikutip dari buku : Panduan Pengembangan Pendekatan Belajar Aktif KEMDIKNAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar