Pendidikan merupakan
kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab
dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik
sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka
mewujudkan potensi diri menjadi multiple kompetensi harus melewati
proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.
Berlangsungnya proses
pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar. Sesungguhnya
pembelajaran tidak terbatas pada empat dinding kelas. Pembelajaran
dengan pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan
peserta didik yang cinta lingkungan.
Berdasarkan teori
belajar, melalui pendekatan lingkungan pembelajaran menjadi bermakna.
Sikap verbalisme siswa terhadap penguasaan konsep dapat diminimalkan
dan pemahaman siswa akan membekas dalam ingatannya.
Dunia pendidikan kita ditandai oleh disparatis antara pencapaian academic standard dan performance standard.
Faktanya, banyak peserta didik menyajikan tingkat hafalan yang baik
terhadap materi ajar yang diterimanya, namun pada kenyataannya mereka
tidak memahaminya. Senagian besar dari peserta didik tidak mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pengetahuan tersebut akan dipergunkan atau dimanfaatkan. Peserta didik
memiliki kesulitan untuk memahami konsep akademik sebagai mana mereka
biasa diajarkan yaitu dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan metode
ceramah. Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami
konsep-konsep yang berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat
umumnya di mana mereka akan hidup dan bekerja.
Perlu diketahui bahwa
disparitas pendidikan selama ini terjadi karena pembelajaran selama ini
hanyalah suatu proses pengondisian-pengondisian yang tidak menyentuh
realitas alami. Pembelajaran berlatar realitas artificial. Aktivitas
kegiatan belajar mengajar selama ini merupakan pseudo
pembelajaran. Terdapat jarak cukup jauh antara materi yang dipelajari
dengan peserta didik sebagai insane yang mempelajarinya. Materi yang
dipelajari terpisah dari peserta didik yang mempelajarinya.
Sebagai medium pendekat
antara materi dan peserta didik pada pembelajaran artificial adalah
aktivitas mental berupa hafalan. Pembelajaran lebih menekankan
memorisasi terhadap materi yang dipelajari daripada struktur yang
terdapat di dalam materi itu. Pembelajaran seperti ini melelahkan dan
membosankan. Belajar bukan manifestasi kesadaran dan partisipasi,
melainkan keterpaksaan dan mobilisasi. Dampak psikis ini tentu
kontraproduktif dengan hakikat pendidikan itu sendiri yaitu memanusiakan
manusia atas seluruh potensi kemanusiaan yang dimiliki secara kodrati.
Pembelajaran seharusnya
menjadi aktivitas bermakna yakni pembebasan untuk mengaktualisasi
seluruh potensi kemanusiaan, bukan sebaliknya. Pertanyaannya, bagaimana menemukan cara terbaik menciptakan pembelajaran bermakna?
Seiring dengan
pengembangan filsafat kontruktivisme dalam pendidikan selama dekade
ini, muncul pemikiran kritis merenovasi pembelajaran bagi anak bangsa
negeri ini menuju pembelajaran yang berkualitas, humanis, organis,
dinamis, dan kontruktif. Salah satu pemikiran kritis itu dan salah satu
upaya yang dapat dikembangkan oleh sekolah adalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,efektif dan menyenangkan atau PAIKEM.
Pembelajaran, menunjuk pada proses belajar yang menempatkan peserta didik sebagai center stage performance.
Pembelajaran lebih menekankan bahwa peserta didik sebagai makhluk
berkesadaran memahami arti penting interaksi dirinya dengan lingkungan
yang menghasilkan pengalaman adalah kebutuhan. Kebutuhan baginya
mengembangkan seluruh potensi kemanusiaan yang dimilikinya.
Aktif, pembelajaran
harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif
bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakangagasan. Belajar memang
merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah
guru tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang
menumbuhkan dinamika belajar bagi peserta didik. Dinamika untuk
mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia
realitas yang dihadapinya.
Inovatif, pembelajaran
merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan yang dipelajari.
Makan itu hanya bisa dicapai jika pembelajaran dapat memfasilitasi
kegiatan belajar yang member kesempatan kepada peserta didik menemukan
sesuatu melalui aktivitas belajar yang dilakoninya.
Kreatif,
pembelajaran harus menumbuhkan pemikiran kritis, karena dengan
pemikiran seperti itulah kreativitas bisa dikembangkan. Pemikiran kritis
adalah pemikiran reflektif dan produktif yang melibatkan evaluasi
bukti. Kreativitas adalah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara
baru dan tak biasa serta menghasilkan solusi unik atas suatu problem.
Efektif, pembelajaran
efektif adalah jantungnya sekolah efektif. Efektivitas pembelajaran
merujuk pada berdaya dan berhasil guna seluruh komponen pembelajaran
yang diorganisir untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
efektif mencakup keseluruhan tujuan pembelajaran baik yang berdimensi
mental, fisik, maupun sosial. Pembelajaran efektif “memudahkan” peserta
didik belajar sesuatu yang “bermanfaat”.
Menyenangkan, pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran dengan suasana socio emotional climate positif.
Peserta didik merasakan bahwa proses belajar yang dialaminya bukan
sebuah derita yang didera dirinya, melainkan berkah yang harus
disyukurinnya. Belajar bukanlah tekanan jiwa pada dirinya, namun
merupakan panggilan jiwa yang harus ditunaikannya. Pembelajaran
menyenangkan menjadikan peserta didik ikhlas menjalaninya.
Pembelajaran PAIKEM adalah
pembelajaran bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta
didik membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan
pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta
didik. Peserta didik dibelajarkan bagaimana mereka mempelajari konsep
dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas.
Praktik PAIKEM membutuhkan
kemampuan teoritik dan praktik. Kemampuan teoritik meliputi arti
belajar, dukunagn teoritis, model pembelajaran, dan pembelajaran
kontekstual. Kemampuan praktik adalah mempraktikan metode-metode PAIKEM.
Diantaranya yaitu metode Jigsaw,Think-Pair-Share,Numbered Heads
Together, Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make a Match, Bamboo
Dancing,Listening Team, Inside-Outside Circle, Point-Counter-Point, dan
The Power of two.
PAIKEM sebagai proses learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together mendorong
terciptanya kebermaknaan belajar bagi peserta didik. Aspek
pengetahuan-pengetahuan tersebut penting sebagai landasan bagi guru
maupun calon guru berpikir logis dan bertindak profesional atas
profesinya.
Bertolok pada kebutuhan pendidikan di era global dan tuntutan profesionalisme kependidikan, metode bertajuk PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan)
proses dan hasil belajar peserta didik diharapkan akan meningkat.
Dengan meningkatnya proses dan hasil belajar maka diharapkan kualitas
pendidikan juga akan meningkat. Oleh karena itu,semoga dapat menjadi
referensi bagi guru khususnya dan insan-insan yang mempunyai atensi di
bidang pendidikan pada umumnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan
anak bangsa di negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar