Pada
pokok bahasan Hukum Kekekalan Energi Mekanik, telah dijelaskan apa dan
bagaimana hukum kekekalan energi mekanik. Sekarang, mari kita pelajari
aplikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada berbagai jenis gerakan
benda. Semoga setelah mempelajari materi ini, dirimu dapat memahami
secara lebih mendalam konsep dan penerapan Hukum Kekekalan Energi
Mekanik. Apabila dirimu belum memahami dengan baik dan benar konsep
Hukum Kekekalan Energi Mekanik, sebaiknya segera meluncur ke TKP dan
pelajari kembali pembahasannya yang telah GuruMuda publish pada blog ini. Sekarang, tarik napas pendek 1000 kali, karena perang gerilya segera kita mulai…..
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Jatuh Bebas
Suatu
contoh sederhana dari Hukum Kekekalan Energi Mekanik adalah ketika
sebuah benda melakukan Gerak Jatuh Bangun, eh… Gerak Jatuh Bebas (GJB).
Misalnya kita tinjau sebuah batu yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Pada analisis mengenai Gerak Jatuh Bebas, hambatan udara diabaikan, sehingga pada batu hanya bekerja gaya berat (gaya berat merupakan gaya gravitasi yang bekerja pada benda, di mana arahnya selalu tegak lurus menuju permukaan bumi).
Ketika
batu berada pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah dan batu
masih dalam keadaan diam, batu tersebut memiliki Energi Potensial
sebesar EP = mgh. m adalah massa batu, g adalah percepatan gravitasi dan
h adalah kedudukan batu dari permukaan tanah (kita gunakan tanah sebagai titik acuan). ketika berada di atas permukaan tanah sejauh h (h = high = tinggi), Energi Kinetik (EK) batu = 0. mengapa nol ? batu masih dalam keadaan diam, sehingga kecepatannya 0. EK = ½ mv2, karena v = 0 maka EK juga bernilai nol alias tidak ada Energi Kinetik. Total Energi Mekanik = Energi Potensial.
EM = EP + EK
EM = EP + 0
EM = EP
Sambil lihat gambar di bawah ya….
Apabila
batu kita lepaskan, batu akan jatuh ke bawah akibat gaya tarik
gravitasi yang bekerja pada batu tersebut. Semakin ke bawah, EP batu
semakin berkurang karena kedudukan batu semakin dekat dengan permukaan
tanah (h makin kecil). Ketika batu bergerak ke bawah, Energi Kinetik
batu bertambah. Ketika bergerak, batu mempunyai kecepatan. Karena besar percepatan gravitasi tetap (g = 9,8 m/s2),
kecepatan batu bertambah secara teratur. Makin lama makin cepat.
Akibatnya Energi Kinetik batu juga semakin besar. Nah, Energi Potensial
batu malah semakin kecil karena semakin ke bawah ketinggian batu makin
berkurang. Jadi sejak batu dijatuhkan, EP batu berkurang dan EK batu
bertambah. Jumlah total Energi Mekanik (Energi Kinetik + Energi
Potensial = Energi Mekanik) bernilai tetap alias kekal bin tidak
berubah. Yang terjadi hanya perubahan Energi Potensial menjadi Energi
Kinetik.
Ketika
batu mencapai setengah dari jarak tempuh total, besar EP = EK. Jadi
pada posisi ini, setengah dari Energi Mekanik = EP dan setengah dari
Energi Mekanik = EK. Ketika batu mencium tanah, batu, pasir dan debu
dengan kecepatan tertentu, EP batu lenyap tak berbekas karena h = 0,
sedangkan EK bernilai maksimum. Pada posisi ini, total Energi Mekanik = Energi Kinetik.
Gampang aja…. dirimu bisa menjelaskan dengan mudah apabila telah
memahami konsep Gerak Jatuh Bebas, Energi Kinetik, Energi potensial dan
Hukum Kekekalan Energi Mekanik. Semua materi itu sudah ada di blog ini….
jika belum memahami konsep-konsep tersebut dengan baik dan benar,
sangat disarankan agar dipelajari kembali hingga benar-benar ngerti….
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak parabola
Hukum kekekalan energi mekanik juga berlaku ketika benda melakukan gerakan parabola.
Ketika
benda hendak bergerak (benda masih diam), Energi Mekanik yang dimiliki
benda sama dengan nol. Ketika diberikan kecepatan awal sehingga benda
melakukan gerakan parabola, EK bernilai maksimum (kecepatan benda besar)
sedangakn EP bernilai minimum (jarak vertikal alias h kecil). Semakin
ke atas, kecepatan benda makin berkurang sehingga EK makin kecil, tetapi
EP makin besar karena kedudukan benda makin tinggi dari permukaan
tanah. Ketika mencapai titik tertinggi, EP bernilai maksimum (h
maksimum), sedangkan EK bernilai minimum (hanya ada komponen kecepatan
pada arah vertikal).Ketika kembali ke permukaan tanah, EP makin
berkurang sedangkan EK makin besar dan EK bernilai maksimum ketika benda
menyentuh tanah. Jumlah energi mekanik selama benda bergerak bernilai
tetap, hanya selama gerakan terjadi perubahan energi kinetik menjadi
energi potensial (ketika benda bergerak ke atas) dan sebaliknya ketika
benda bergerak ke bawah terjadi perubahan energi potensial menjadi
energi kinetik.
Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada Gerak Harmonik Sederhana
Terdapat
dua jenis gerakan yang merupakan Gerak Harmonik Sederhana, yakni ayunan
sederhana dan getaran pegas. Jika dirimu belum paham apa itu Gerak
Harmonik Sederhana, silahkan pelajari materi Gerak Harmonik Sederhana
yang telah dimuat pada blog ini. Silahkan meluncur ke TKP…..
Sekarang mari kita tinjau Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada ayunan sederhana.
Untuk
menggerakan benda yang diikatkan pada ujung tali, benda tersebut kita
tarik ke kanan hingga mencapai titik A. Ketika benda belum dilepaskan
(benda masih diam), Energi Potensial benda bernilai maksimum, sedangkan
EK = 0 (EK = 0 karena benda diam ). Pada posisi ini, EM = EP. Ingat
bahwa pada benda bekerja gaya berat w = mg. Karena benda diikatkan pada
tali, maka ketika benda dilepaskan, gaya gravitasi sebesar w = mg cos teta
menggerakan benda menuju posisi setimbang (titik B). Ketika benda
bergerak dari titik A, EP menjadi berkurang karena h makin kecil.
Sebaliknya EK benda bertambah karena benda telah bergerak. Pada saat
benda mencapai posisi B, kecepatan benda bernilai maksimum, sehingga
pada titik B Energi Kinetik menjadi bernilai maksimum sedangkan EP
bernilai minimum. Karena pada titik B kecepatan benda maksimum, maka
benda bergerak terus ke titik C. Semakin mendekati titik C, kecepatan
benda makin berkurang sedangkan h makin besar. Kecepatan berkurang
akibat adanya gaya berat benda sebesar w = mg cos teta yang menarik
benda kembali ke posisi setimbangnya di titik B. Ketika tepat berada di
titik C, benda berhenti sesaat sehingga v = 0. karena v = 0 maka EK = 0.
pada posisi ini, EP bernilai maksimum karena h bernilai maksimum. EM
pada titik C = EP. Akibat tarika gaya berat sebesar w = mg cos teta,
maka benda bergerak kembali menuju titik B. Semakin mendekati titik B,
kecepatan gerak benda makin besar, karenanya EK semakin bertambah dan
bernilai maksimum pada saat benda tepat berada pada titik B. Semikian
seterusnya, selalu terjadi perubahan antara EK dan EP. Total Energi
Mekanik bernilai tetap (EM =EP + EK).
Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Getaran Pegas
Getaran
pegas terdiri dari dua jenis, yakni getaran pegas yang diletakan secara
horisontal dan getaran pegas yang digantungkan secara vertikal. Sebelum
kita membahas satu persatu, perlu anda ketahui bahwa Energi Potensial
tidak mempunyai suatu persamaan umum yang mewakili semua jenis gerakan,
seperti EK. Persamaan EK tersebut bersifat umum untuk semua jenis
gerakan, sedangkan Energi potensial tidak. Persamaan EP = mgh merupakan
persamaan EP gravitasi, sedangkan EP elastis (untuk pegas dkk),
persamaan EP-nya adalah :
Silahkan pelajari materi Energi Potensial dan Energi Kinetik yang telah dimuat di blog ini agar dirimu semakin paham.
Pegas yang diletakan horisontal
Misalnya
kita letakan sebuah pegas di atas permukaan meja percobaan. Salah satu
ujung pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser
ketika digerakan. Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang
kita gunakan adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang
kita kaitkan sebuah benda pada salah satu ujung pegas.
Jika
benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada
benda bekerja gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah
tarikan kita. Ketika benda berada pada simpangan x, EP benda maksimum
sedangkan EK benda nol (benda masih diam).
Ketika
benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri,
kembali ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi
nol ketika benda berada pada posisi setimbangnya. Selama bergerak menuju
posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda kembali ke posisi
setimbangnya, gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini
kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika
berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.
Benda
masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi
setimbang, kecepatan benda maksimum. Ketika bergerak ke kiri, Gaya
pemulih pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang, sehingga benda
berhenti sesaat pada simpangan sejauh -x dan bergerak kembali menuju
posisi setimbang. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EK benda
= 0 karena kecepatan benda = 0. pada posisi ini EP bernilai maksimum.
Pada
penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi setimbang
menuju ke kiri sejauh x = -A (A = amplitudo / simpangan terjauh),
kecepatan benda menjadi berkurang dan bernilai nol ketika benda tepat
berada pada x = -A. Karena kecepatan benda berkurang, maka EK benda juga
berkurang dan bernilai nol ketika benda berada pada x = -A. Karena
adanya gaya pemulih pegas yang menarik benda kembali ke kanan (menuju
posisi setimbang), benda memperoleh kecepatan dan Energi Kinetiknya
lagi. EK benda bernilai maksimum ketika benda tepat berada pada x = 0,
karena laju gerak benda pada posisi tersebut bernilai maksimum. Proses
perubahan energi antara EK dan EP berlangsung terus menerus selama benda
bergerak bolak balik. Total EP dan EK selama benda bergetar besarnya
tetap alias kekal bin konstan.
Pegas yang diletakan vertikal
Pada
dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara
vertikal sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya,
pegas yang digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh
gravitasi yang bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah horisontal). Mari kita tinjau lebih jauh getaran pada pegas yang digantungkan secara vertikal…
Pada
pegas yang kita letakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan
dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika
diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). Nah, pada pegas yang
digantungkan vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang
dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah,
pegas dengan sendirinya meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi setimbang.
Berdasarkan
hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya total =
0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -kx0)
yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah.
Total kedua gaya ini sama dengan nol. Mari kita analisis secara
matematis…
Gurumuda
tetap menggunakan lambang x agar anda bisa membandingkan dengan pegas
yang diletakan horisontal. Dirimu dapat menggantikan x dengan y.
Resultan gaya yang bekerja pada titik kesetimbangan = 0. Hal ini berarti
benda diam alias tidak bergerak.
Jika
kita meregangkan pegas (menarik pegas ke bawah) sejauh x, maka pada
keadaan ini bekerja gaya pegas yang nilainya lebih besar dari pada gaya
berat, sehingga benda tidak lagi berada pada keadaan setimbang
(perhatikan gambar c di bawah).
Total
kedua gaya ini tidak sama dengan nol karena terdapat pertambahan jarak
sejauh x; sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya berat.
Ketika benda kita diamkan sesaat (belum dilepaskan), EP benda bernilai
maksimum sedangkan EK = 0. EP maksimum karena benda berada pada
simpangan sejauh x. EK = 0 karena benda masih diam.
Karena
terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan
bergerak ke atas menuju titik setimbang. (sambil lihat gambar c di
bawah ya).
Pada
titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda bernilai
maksimum (v maks). Pada posisi ini, EK bernilai maksimum, sedangkan EP =
0. EK maksimum karena v maks, sedangkan EP = 0, karena benda berada
pada titik setimbang (x = 0).
Karena
pada posisi setimbang kecepatan gerak benda maksimum, maka benda
bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan
menurun, sedangkan besar gaya pemulih meningkat dan mencapai nilai
maksimum pada jarak -x. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EP
bernilai maksimum sedangkan EK = 0. lagi-lagi alasannya klasik
Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan benda kembali
lagi ke posisi setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya.
Benda akan bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Selama benda
bergerak, selalu terjadi perubahan energi antara EP dan EK. Energi
Mekanik bernilai tetap. Pada benda berada pada titik kesetimbangan (x =
0), EM = EK. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x atau +x, EM =
EP.
Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Miring
Misalnya
sebuah benda diletakan pada bidang miring sebagaimana tampak pada
gambar di atas. pada analisis ini kita menganggap permukaan bidang
miring sangat licin sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat
gerakan benda. Kita juga mengabaikan hambatan udara. Ini adalah model
ideal.
Apabila
benda kita letakan pada bagian paling atas bidang miring, ketika benda
belum dilepaskan, benda tersebut memiliki EP maksimum. Pada titik itu
EK-nya = 0 karena benda masih diam. Total Energi Mekanik benda = Energi
Potensial (EM = EP).
Perhatikan bahwa pada benda tersebut bekerja gaya berat yang besarnya adalah mg cos teta.
Ketika benda kita lepaskan, maka benda pasti meluncur ke bawah akibat
tarikan gaya berat. Ketika benda mulai bergerak meninggalkan posisi
awalnya dan bergerak menuju ke bawah, EP mulai berkurang dan EK mulai
bertambah. EK bertambah karena gerakan benda makin cepat akibat adanya
percepatan gravitasi yang nilainya tetap yakni g cos teta.
Ketika benda tiba pada separuh lintasannya, jumlah EP telah berkurang
menjadi separuh, sedangkan EK bertambah setengahnya. Total Energi
Mekanik = ½ EP + ½ EK.
Semakin
ke bawah, jumlah EP makin berkurang sedangkan jumlah EK semakin
meningkat. Ketika tiba pada akhir lintasan (kedudukan akhir di mana h2
= 0), semua EP berubah menjadi EK. Dengan kata lain, pada posisi akhir
lintasan benda, EP = 0 dan EK bernilai maksimum. Total Energi Mekanik =
Energi Kinetik.
Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Lengkung
Ketika
benda berada pada bagian A dan benda masih dalam keadaan diam, Energi
Potensial benda maksimum, karena benda berada pada ketinggian maksimum
(hmaks). Pada benda tersebut bekerja gaya berat yang
menariknya ke bawah. Ketika dilepaskan, benda akan meleuncur ke bawah.
Ketika mulai bergerak ke bawah, h semakin kecil sehingga EP benda makin
berkurang. Semakin ke bawah, kecepatan benda semakin makin besar
sehingga EK bertambah. Ketika berada pada posisi B, kecepatan benda
mencapai nilai maksimum, sehingga EK benda bernilai maksimum.
Sebaliknya, EP = 0 karena h = 0. Karena kecepatan benda maksimum pada
posisi ini, benda masih terus bergerak ke atas menuju titik C. Semakin
ke atas, EK benda semakin berkurang sedangkan EP benda semakin
bertambah. Ketika berada pada titik C, EP benda kembali seperti semula
(EP bernilai maksimum) dan posisi benda berhenti bergerak sehingga EK =
0. Jumlah Energi Mekanik tetap sama sepanjang lintasan…
Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Lingkaran
Salah
satu contoh aplikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada gerak
melingkar adalah gerakan Roller Coaster pada lintasan lingkaran vertikal
sebagaimana tampak pada gambar di atas. Kita menganggap bahwa Roler
coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi, sehingga agar bisa
bergerak pada lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus digiring
sampai ketinggian h1. Kita mengunakan model ideal, di mana
gaya gesekan, baik gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan
diabaikan. Pada ketinggian titik A, Roller coaster memiliki EP maksimum
sedangkan EK-nya nol, karena roller coaster belum bergerak. Ketika tiba
di titik B, Roller coaster memiliki laju maksimum, sehingga pada posisi
ini EK-nya bernilai maksimum. Karena pada titik B laju Roller coaster
maksimum maka ia terus bergerak ke titik C. Benda tidak berhenti pada
titik C tetapi sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik
ini Roller coaster masih memiliki sebagian EK. Sebagian Energi Kinetik
telah berubah menjadi Energi Potensial karena roller coaster berada pada
ketinggian maksimum dari lintasan lingkaran. Roller coaster terus
bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, semua Energi Kinetik Roller
coaster kembali bernilai maksimum, sedangkan EP-nya bernilai nol. Energi
Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan…. Karena kita menganggap
bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus bergerak
lagi ke titik C dan seterusnya…
Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Gerak Satelit
Sebagaimana
GuruMuda jelaskan sebelumnya, Energi Potensial tidak mempunyai
persamaan umum untuk semua jenis gerakan. Persamaan EK dapat digunakan
untuk semua jenis gerakan, sedangkan EP tidak. Pada pembahasan di atas,
dirimu dapat melihat perbedaan antara persamaan EP Gravitasi dan EP
elastis. nah, Energi Potensial sebuah benda yang berada pada jarak yang
jauh dari permukaan bumi (tidak di dekat permukaan bumi) juga
memiliki persamaan yang berbeda. EP suatu benda yang berada pada jarak
yang jauh dari permukaan bumi dinyatakan dengan persamaan :
RE
= jari-jari bumi dan r adalah jarak benda dari permukaan bumi. untuk
gerakan satelit, r adalah jari-jari orbit satelit. Ketika berada di
dekat permukaan bumi, R dan r hampir sama dengan dan Energi Potensial
hampir sama dengan mgh. Ketika benda berada jauh dari bumi, seperti satelit misalnya, maka EP-nya adalah mgh kali RE/r.
Kita
tahu bahwa jari-jari orbit satelit selalu tetap jika diukur dari
permukaan bumi. Satelit memiliki EP karena ia berada pada pada jarak r
dari permukaan bumi. EP bernilai tetap selama satelit mengorbit bumi,
karena jari-jari orbitnya tetap. Bagaimana dengan EK satelit ? kita tahu
bahwa satelit biasanya mengorbit bumi secara periodik. Jadi laju
tangensialnya selalu sama sepanjang lintasan. Dengan demikian, Energi
Kinetik satelit juga besarnya tetap sepanjang lintasan. Jadi selama
mengorbit bumi, EP dan EK satelit selalu tetap alias tidak berubah
sepanjang lintasan. Energi total satelit yang mengorbit bumi adalah
jumlah energi potensial dan energi kinetiknya. Sepanjang orbitnya, besar
Energi Mekanik satelit selalu tetap.
Hukum Newton Pada Bidang Miring - Document Transcript
- HUKUM NEWTON PADA BIDANG MIRING A. Permukaan bidang miring sangat licin (gesekan nol) Terdapat tiga kondisi yang berbeda, sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah. Pada gambar a, benda meluncur pada bidang miring yang licin (gaya gesekan = 0) tanpa ada gaya tarik. Jadi benda bergerak akibat adanya komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin teta). Pada gambar b, benda meluncur pada bidang miring yang licin (gaya gesekan = 0) akibat adanya gaya tarik (F) dan komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin teta). Pada gambar c, benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik yang sejajar permukaan bidang miring (F cos teta) dan komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin teta). Sekarang mari kita tinjau satu persatu….. Benda bergerak akibat adanya komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring…. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : By: Muhammad Sukma Rohim
- Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y (vertikal) adalah : Pada gambar ini (gambar b), benda bergerak akibat adanya gaya tarik F dan komponen gaya berat (w sin teta) yang sejajar permukaan bidang miring. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : By: Muhammad Sukma Rohim
- Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : Pada gambar ini (gambar c), benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik F yang sejajar permukaan bidang miring (F cos teta) dan komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring ((w sin teta). Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : By: Muhammad Sukma Rohim
- Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : B. Permukaan bidang miring kasar (ada gaya gesekan) Pertama, benda bergerak pada bidang miring akibat adanya komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring, sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Karena permukaan bidang miring kasar, maka terdapat gaya gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan benda…. By: Muhammad Sukma Rohim
- Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : By: Muhammad Sukma Rohim
- Kedua, benda bergerak pada bidang miring akibat adanya gaya tarik (F) dan komponen gaya berat yang sejajar permukaan bidang miring (w sin teta), sebagaimana tampak pada gambar di bawah. Karena permukaan bidang miring kasar, maka terdapat gaya gesekan (fg) yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan benda…. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : By: Muhammad Sukma Rohim
- Ketiga, benda bergerak akibat adanya komponen gaya tarik yang sejajar permukaan bidang miring (F cos teta) dan komponen gaya berat yang sejajar bidang miring (w sin teta). Karena permukaan bidang miring kasar, maka terdapat gaya gesekan (fg) yang arahnya berlawanan dengan arah gerakan benda…. …. Berdasarkan hukum II Newton, percepatan gerak benda adalah : By: Muhammad Sukma Rohim
- Komponen gaya yang bekerja pada sumbu y adalah : Jangan dihafal ! dipahami wae, khususnya mengenai komponen gaya yang bekerja pada benda… Kalo wekimu hafal, ngko cepat bingung kalo gambarnya gurumuda balik… Kalo ga ngerti, silahkan bertanya melalui kolom komentar di bawah…. By: Muhammad Sukma Rohim
- HUKUM KEKALAN MEKANIK PADA BIDANG MIRING Misalnya sebuah benda diletakan pada bidang miring sebagaimana tampak pada gambar di atas. pada analisis ini kita menganggap permukaan bidang miring sangat licin sehingga tidak ada gaya gesek yang menghambat gerakan benda. Kita juga mengabaikan hambatan udara. Ini adalah model ideal. Apabila benda kita letakan pada bagian paling atas bidang miring, ketika benda belum dilepaskan, benda tersebut memiliki EP maksimum. Pada titik itu EK-nya = 0 karena benda masih diam. Total Energi Mekanik benda = Energi Potensial (EM = EP). Perhatikan bahwa pada benda tersebut bekerja gaya berat yang besarnya adalah mg cos teta. Ketika benda kita lepaskan, maka benda pasti meluncur ke bawah akibat tarikan By: Muhammad Sukma Rohim
- gaya berat. Ketika benda mulai bergerak meninggalkan posisi awalnya dan bergerak menuju ke bawah, EP mulai berkurang dan EK mulai bertambah. EK bertambah karena gerakan benda makin cepat akibat adanya percepatan gravitasi yang nilainya tetap yakni g cos teta. Ketika benda tiba pada separuh lintasannya, jumlah EP telah berkurang menjadi separuh, sedangkan EK bertambah setengahnya. Total Energi Mekanik = ½ EP + ½ EK. Semakin ke bawah, jumlah EP makin berkurang sedangkan jumlah EK semakin meningkat. Ketika tiba pada akhir lintasan (kedudukan akhir di mana h2 = 0), semua EP berubah menjadi EK. Dengan kata lain, pada posisi akhir lintasan benda, EP = 0 dan EK bernilai maksimum. Total Energi Mekanik = Energi Kinetik. Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Lengkung Ketika benda berada pada bagian A dan benda masih dalam keadaan diam, Energi Potensial benda maksimum, karena benda berada pada ketinggian maksimum (hmaks). Pada benda tersebut bekerja gaya berat yang menariknya ke bawah. Ketika dilepaskan, benda akan meleuncur ke bawah. Ketika mulai bergerak ke bawah, h semakin kecil By: Muhammad Sukma Rohim
- sehingga EP benda makin berkurang. Semakin ke bawah, kecepatan benda semakin makin besar sehingga EK bertambah. Ketika berada pada posisi B, kecepatan benda mencapai nilai maksimum, sehingga EK benda bernilai maksimum. Sebaliknya, EP = 0 karena h = 0. Karena kecepatan benda maksimum pada posisi ini, benda masih terus bergerak ke atas menuju titik C. Semakin ke atas, EK benda semakin berkurang sedangkan EP benda semakin bertambah. Ketika berada pada titik C, EP benda kembali seperti semula (EP bernilai maksimum) dan posisi benda berhenti bergerak sehingga EK = 0. Jumlah Energi Mekanik tetap sama sepanjang lintasan… Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Bidang Lingkaran < ![endif]--> Salah satu contoh aplikasi Hukum Kekekalan Energi Mekanik pada gerak melingkar adalah gerakan Roller Coaster pada lintasan lingkaran vertikal sebagaimana tampak pada gambar di atas. Kita menganggap bahwa Roler coaster bergerak hanya dengan bantuan gaya gravitasi, sehingga agar bisa bergerak pada lintasan lingkaran vertikal, roler coaster harus digiring sampai ketinggian h1. Kita mengunakan model ideal, di mana gaya gesekan, baik gesekan udara maupun gesekan pada permukaan lintasan diabaikan. Pada ketinggian titik A, Roller coaster memiliki EP maksimum sedangkan EK-nya nol, karena roller coaster belum bergerak. Ketika tiba di titik B, Roller coaster memiliki laju maksimum, sehingga pada posisi ini EK-nya bernilai maksimum. Karena pada titik B laju By: Muhammad Sukma Rohim
- Roller coaster maksimum maka ia terus bergerak ke titik C. Benda tidak berhenti pada titik C tetapi sedang bergerak dengan laju tertentu, sehingga pada titik ini Roller coaster masih memiliki sebagian EK. Sebagian Energi Kinetik telah berubah menjadi Energi Potensial karena roller coaster berada pada ketinggian maksimum dari lintasan lingkaran. Roller coaster terus bergerak kembali ke titik C. Pada titik C, semua Energi Kinetik Roller coaster kembali bernilai maksimum, sedangkan EP-nya bernilai nol. Energi Mekanik bernilai tetap sepanjang lintasan…. Karena kita menganggap bahwa tidak ada gaya gesekan, maka Roller coaster akan terus bergerak lagi ke titik C dan seterusnya… Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM) pada Gerak Satelit Sebagaimana GuruMuda jelaskan sebelumnya, Energi Potensial tidak mempunyai persamaan umum untuk semua jenis gerakan. Persamaan EK dapat digunakan untuk semua jenis gerakan, sedangkan EP tidak. Pada pembahasan di atas, dirimu dapat melihat perbedaan antara persamaan EP Gravitasi dan EP elastis. nah, Energi Potensial sebuah benda yang berada pada jarak yang jauh dari permukaan bumi (tidak di dekat permukaan bumi) juga memiliki persamaan yang berbeda. EP suatu benda yang berada pada jarak yang jauh dari permukaan bumi dinyatakan dengan persamaan : RE = jari-jari bumi dan r adalah jarak benda dari permukaan bumi. untuk gerakan satelit, r adalah jari-jari orbit satelit. Ketika berada di dekat permukaan bumi, R dan r hampir sama dengan dan Energi Potensial hampir sama dengan mgh. Ketika benda berada jauh dari bumi, seperti satelit misalnya, maka EP-nya adalah mgh kali RE/r. Kita tahu bahwa jari-jari orbit satelit selalu tetap jika diukur dari permukaan bumi. Satelit memiliki EP karena ia berada pada pada jarak r dari permukaan bumi. EP bernilai By: Muhammad Sukma Rohim
- tetap selama satelit mengorbit bumi, karena jari-jari orbitnya tetap. Bagaimana dengan EK satelit ? kita tahu bahwa satelit biasanya mengorbit bumi secara periodik. Jadi laju tangensialnya selalu sama sepanjang lintasan. Dengan demikian, Energi Kinetik satelit juga besarnya tetap sepanjang lintasan. Jadi selama mengorbit bumi, EP dan EK satelit selalu tetap alias tidak berubah sepanjang lintasan. Energi total satelit yang mengorbit bumi adalah jumlah energi potensial dan energi kinetiknya. Sepanjang orbitnya, besar Energi Mekanik satelit selalu tetap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar