Rabu, 27 Maret 2013

Nilai/Amanat Sastra Melayu Klasik/Hikayat (Persiapan UN)


Nilai adalah sesuatu yang berharga atau berguna. Dalam cerita Melayu klasik, sering terkandung suatu nilai. Ada bermacam-macam nilai dalam suatu cerita. Salah satunya adalah nilai moral, yakni nilai yang berkenaan dengan perbuatan baik dan buruk.

Contoh Soal Nilai/Amanat Sastra Melayu Klasik/Hikayat
Cermati kutipan hikayat berikut

Maka, sahut perdana menteri, hai nakoda kapal! Apa gunanya tuan hamba membawa kain yang baik-baik ini kepada hamba? Karena sebab berdakwa ini tuan hamba mengupah hamba. Tiadalah hamba mau mengambil dia. Bawalah kembali dahulu. Maka, hendak pun kami, maka ia menghukum atas seorang tiada dengan pembawaannya itu jadi menang dia berhukum; melainkan apakala barang siapa yang benar itu kami benarkan dan kami serta dia. Jikalau anak kami sesekalipun apabila salah, kami salahkan juga. Janganlah nakoda sangka lagi yang demikian itu. Maka katanya kepada perempuan itu. “Tatkala dahulu istri siapa engkau ini.” Maka, sahut perempuan itu, “Ya, Tuan Hakim! Bahwasanya hamba istri nakoda, hamba tiada tahu bersuami tiga atau dijamah orang lain daripada nakoda ini.”
Maka kata orang muda itu, “Hai perempuan yang bid’ah celaka yang menduakan suami! Maka tatkala engkau peristri, bukankah engkau sudah mati? Beberapa kali keluargamu untuk menanamkan tiada aku izinkan. Aku pinta hanyutkan ke laut dan aku bersama-sama. Daripada kasihku akan engkau maka setengah umurku bahagiakan akan dikau. Maka dengan kurnia Allah engkau dikembalikan hidup dalam dunia.”
(Hikayat Bayan Budiman)

Nilai moral yang terdapat pada kutipan Melayu Klasik tersebut adalah ....
A. Kesetiaan seorang istri kepada perintah suami.
B. Perlakuan adil seorang perdana menteri.
C. Perempuan yang baik yang tidak pernah berbohong.
D. Hakim selalu tunduk kepada tradisi kerajaan.
E. Nah koda kapal yang digoda oleh perempuan nakal.

Pembahasan
Carilah perkataan atau perbuatan tokohnya yang berkenaan dengan nilai baik-buruk. Pada paragraf kedua, salah seorang tokohnya berbicara pada tokoh perempuan, “Hai perempuan yang bidah, celaka yang menduakan suami!” Dari perkataan itu secara tersirat, pengarang hendak menyampaikan pesan tentang perlunya kesetiaan seorang istri kepada suaminya.
Jawaban: A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar