Ilustrasi
"Tentu akan berlaku langsung diterima dari RSBI yang tak memenuhi pagu. Kami tidak memberlakukan passing grade di jalur ini. Ada kecenderungan pergerakan pendaftar stagnan jauh dari pagu," kata Ruddy Winarko, Ketua Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Surabaya.
Ruddy yang juga Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dinas Pendidikan Kota Surabaya ini mengakui, diperlukan proses agar sekolah yang berlokasi di kawasan pinggiran seperti SMAN 19 dan SMAN 20 bisa sejajar. Namun, dia yakin seiringnya waktu sekolah-sekolah tersebut akan makin diminati. "Ini baru awal. Beberapa tahun mendatang akan dicari kalau kualitasnya memang bagus," kata Ruddy.
Tercatat, calon siswa yang mendaftarkan diri di SMAN 19 baru mencapai 84 orang. Jumlah ini terdiri dari 20 siswa yang menempatkan sekolah itu sebagai pilihan pertama dan 60 siswa yang menjadikannya pilihan kedua.
Hal yang sama juga terjadi di SMAN 20 Surabaya. Pendaftarnya baru berjumlah 90 orang, dengan rincian 17 calon siswa menjadikannya pilihan pertama dan 73 siswa yang menempatkan sekolah tersebut sebagai pilihan kedua. Padahal, kursi yang tersedia 128.
Dari peta yang ada, di luar prediksi, SMAN 5 Surabaya—yang merupakan sekolah favorit—untuk saat ini tidak lagi menjadi incaran utama para lulusan SMP. Peminat di SMA ini sebanyak 1.266. Adapun calon siswa memilih mendaftarkan diri ke SMAN 2 dengan pendaftar 1.652 orang. Pagu kedua sekolah RSBI ini masing-masing 288.
"Bisa jadi pendaftar takut tak diterima di SMAN 5 dan beralih ke SMAN 2 sehingga menumpuk di sini," ujar Kepala SMAN 2 Kasnoko di Surabaya.
Sementara itu, SMA RSBI baru yang sudah langsung diserbu calon siswa adalah SMAN 1 Surabaya, dengan pendaftar 828 orang dari pagu 160. SMA-SMA RSBI lainnya adalah SMAN 15 dengan pagu 320 dan yang sudah mendaftarkan diri 862 siswa; SMAN 13 dengan pagu 128 dan terdapat 219 pendaftar, serta SMAN 21 dengan pagu 160 kursi dan pendaftar berjumlah 436 orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar