Rabu, 18 April 2012

Fakultas Kedokteran Terfavorit di Surabaya


Program studi Pendidikan Kedokteran di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya masih menjadi pilihan favorit dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di panitia lokal Surabaya.

"Jurusan favorit masih dipegang prodi (program studi) Pendidikan Kedokteran Unair, karena diminati 3.418 peserta SNMPTN. Padahal, daya tampung untuk Prodi tersebut hanya 150 mahasiswa," kata Ketua panitia lokal (panlok) Surabaya, Prof Achmad Syahrani di Surabaya, Jatim, Jumat (27/5).

Hal itu, kata Wakil Rektor (Warek) I Unair Surabaya itu, berarti untuk bisa masuk Prodi Kedokteran Unair itu setidaknya seorang peserta harus bersaing dengan 23 peserta lainnya.

"Dari tahun ke tahun, tren masuk prodi Pendidikan Kedokteran Unair memang paling diminati. Semakin tahun tidak malah menurun peminatnya, tapi justru meningkat, karena tahun lalu peminatnya hanya 3.200-an. Artinya, persaingan memang semakin ketat," ucapnya.

Di Unair, prodi lainnya yang menjadi favorit adalah Manajemen, Akuntansi, Farmasi, Psikologi, dan Kedokteran Gigi. Peminat prodi Manajemen Unair sebanyak 2.601 peserta dengan kuota hanya 210 kursi.

Untuk Prodi Akuntansi yang juga menyediakan 210 kursi diperebutkan 2.593 peserta, sedangkan Farmasi diminati 1.670 peserta yang berebut 144 kursi dan Psikologi diminati 1.538 peserta yang berebut 120 kursi.

Sementara itu, Prodi Kedokteran Gigi diminati 1.313 peserta yang berebut 102 kursi. "Jika dirata-rata, persaingan hampir mencapai 1:12 peserta," ujarnya.

Di Panlok SNMPTN Surabaya tercatat 36.172 peserta sesuai jumlah pin yang terjual. Namun hanya 35.553 pin yang digunakan mendaftar, sehingga ada 619 pin yang tidak digunakan yakni 284 peserta dari kelompok IPA dan 235 dari IPS serta 100 peserta dari kelompok IPC.

Jika dihitung, total pin yang tidak digunakan tersebut senilai Rp95,35 juta, karena biaya pendaftaran kelompok IPA dan IPS dipatok sebesar Rp150.000 serta biaya pendaftaran IPC sebesar Rp175.000. Untuk nilai total pin yang terjual mencapai Rp5,638 miliar.

Peserta SNMPTN Panlok Surabaya tercatat 36.172 peserta non-Bidik Misi dan 1.416 peserta Bidik Misi, sehingga total peserta 37.588 orang. Dari 36.172 peserta non-Bidik Misi itu tercatat peminat Unair mencapai 32.599 orang, Unesa 23.051 orang, ITS 16.075 orang, IAIN Sunan Ampel 1.712 orang, dan Unijoyo Madura 1.568 orang.

Menurut Pembantu Rektor I ITS Prof Arif Djunaidy, siswa yang tidak lulus ujian SNMPTN belum tentu tidak pintar, tetapi dia kalah bersaing dengan sesama siswa pintar.

"Tapi, kami tetap berharap agar peserta jangan tergiur oleh pihak-pihak yang menawarkan jasa joki, karena percuma, sebab kalau dulu masih menggunakan sistem manual, sehingga pendaftar yang sama akan ada dalam posisi yang berdekatan ketika ujian. Kalau sekarang sudah sistem `online` (dalam jaringan), sehingga akan ada pengacakan tempat duduk," paparnya.

Namun, katanya, kecurangan masih bisa terjadi, seperti tahun lalu ada peserta yang sengaja menggunakan kerudung untuk menutupi "earphone" yang digunakan berkomunikasi. Ada juga beberapa peserta yang melubangi celananya untuk ditempati ponsel yang dilekatkan pada kakinya.

Sementara itu, Rektor Unesa Prof Muchlas Samani menyatakan soal-soal yang diujikan dalam SNMPTN berciri prediktif, karena ujian tersebut bukanlah tes evaluasi hasil belajar.

"Sebagai tes prediktif, diharapkan SNMPTN akan menjaring lulusan sekolah menengah atas (SMA) yang memiliki potensi terbaik untuk menempuh studi di PTN," katanya.

Ujian tulis SNMPTN akan mengujikan empat tes yakni tes potensi akademik, tes bidang studi dasar, serta tes bidang studi ilmu pengetahuan alam (IPA), dan ilmu pengetahuan sosial (IPS).

"Ada delapan set soal untuk para calon lulusan tahun 2011, serta enam set untuk lulusan 2009 dan 2010. Itu berarti ada perbedaan tes yang disiapkan antara lulusan 2009 dan 2010 dengan yang lulusan 2011. Pada tahun ini juga ada pengelompokan ujian," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar