MINERAL PRIMER
Mineral
primer adalah mineral tanah yang umumnya mempunyai ukuran butir fraksi
pasir (2 – 0,05 mm).
Beberapa jenis mineral primer Mineral Sumber utama Olivin
Batuan volkan basis dan ultra basis Biotit Batuan granit dan metamorf
Piroksen Batuan volkan basis dan ultra basis Amfibol Batuan volkan
intermedier hingga ultra basis Plagioklas Batuan intermedier hingga
basis Orthoklas Batuan masam Muskovit Batuan granit dan metamorf Kuarsa
Batuan masam Analisis jenis dan jumlah mineral primer dilakukan di
laboratorium mineral dengan bantuan alat mikroskop polarisasi.Pekerjaan analisis mineral primer dilaksanakan dalam dua tahapan, yaitu pemisahan fraksi pasir dan identifikasi jenis mineral.
A. Pemisahan fraksi pasir
Prinsip
dasar pemisahan fraksi pasir adalah menghilangkan material penyemen
yang menyelimuti atau menyemen butir-butir pasir dan memisahkan butir
mineral berukuran fraksi pasir dari fraksi debu dan liat.
Material
yang menyeliputi butir pasir dalam tanah umumnya berupa bahan organik.
Namun pada beberapa jenis tanah, material penyeliput tersebut selain
oleh bahan organik, juga oleh besi (pada tanah merah) dan oleh
karbonat (pada tanah kapur). Bahan organik dihilangkan dengan hidrogen
peroksida (H2O2) besi dengan sodium dithionit (Na2S2O4) dan karbonat
dengan Chlorida (HCl).
Setelah
butir mineral terlepas dilakukan pemisahan fraksi pasir dengan
menggunakan ayakan yang berukuran 1-0,05 mm. Jenis analisis mineral
primer yang biasa dilaksanakan adalah fraksi berat, fraksi ringan, dan
fraksi total.
Untuk
analisis mineral pasir fraksi berat, terlebih dahulu harus dipisahkan
antara pasir fraksi berat dengan fraksi ringan. Yang tergolong dalam
mineral pasir fraksi berat adalah mineral pasir yang tenggelam dalam
larutan bromoform dengan BJ 2,87. Untuk analisis mineral pasir fraksi
total, hasil pengayakan bisa langsung diperiksa.
B. Indentifikasi mineral pasir
Untuk
keperluan identifikasi jenis mineral pasir, diperlukan lempeng kaca
berukuran 2,5 cm x 5 cm, cairan nitro bensol, dan mikroskop polarisasi.
Butir pasir ditebarkan di atas lempeng kaca hingga merata kemudian
ditetesi nitro bensol dan diaduk sampai tidak ada pasir yang
mengambang.
Gambar
1. Kenampakan mineral pasir dilihat dengan mikroskop polarisasi
Pengamatan dilakukan mengikuti metode ”line counting” artinya hanya
mineral pasir yang terletak pada garis horizontal pada bidang pandang
mikroskop yang dihitung. Untuk analisis rutin penghitungan dilakukan
hingga 100 butir, tapi untuk keperluan penelitian yang lebih detail,
penghitungan dapat dilakukan hingga 300 butir.
MINERAL SEKUNDER
Yang
dimaksud dengan mineral sekunder atau mineral liat adalah
mineral-mineral hasil pembentukan baru atau hasil pelapukan mineral
primer yang terjadi selama proses pembentukan tanah yang komposisi
maupun strukturnya sudah berbeda dengan mineral yang terlapuk. Jenis
mineral ini berukuran halus (<2µ), sehingga untuk identifikasinya
digunakan alat XRD. M Contoh dari mineral sekunder yang banyak terdapat
di Indonesia disajikan gambar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar